Pages

Saturday, September 23, 2023

Perbedaan Alzheimer dan Pikun

2 Perbedaan Alzheimer dan Pikun yang Perlu Diketahui 

20/01/2023

Sebagian di antara Anda barangkali ada yang pernah bertanya, apakah alzheimer dan pikun itu sama? Jawabannya tidak, meskipun kedua masalah ingatan ini sama-sama berisiko terjadi seiring bertambahnya usia. 

Lalu, apakah perbedaan alzheimer dan pikun? Simak penjelasan berikut ini... 

Dilansir dari Mayo Clinic, penyakit Alzheimer adalah gangguan neurologis progresif yang akan membuat otak menyusut dan mematikan sel otak. Penyakit Alzheimer akan menyebabkan demensia yang membuat seseorang mengalami penurunan kemampuan untuk berpikir, berperilaku, dan bersosialisasi dalam masyarakat. 

Sedangkan menurut Healthline, pikun adalah penurunan kemampuan kognitif yang terjadi secara alami karena bertambahnya usia. Ada dua perbedaan mendasar antara Alzheimer dan pikun, yaitu dari sisi gejala serta rentang usia penderitanya. 


Gejala Alzheimer dan pikun 

Dilansir dari Healthline, ada beberapa gejala pikun yang akan dialami, seperti: 

  • Memerlukan waktu yang lebih lama untuk mempelajari hal baru 
  • Kerap lupa dengan beberapa hal 
  • Kesulitan untuk melakukan lebih dari satu kegiatan di waktu yang sama 
  • Memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memproses informasi atau memecahkan masalah 
  • Kerap lupa dengan kata atau istilah tertentu dalam konteks percakapan 

Kondisi ini dijelaskan sebagai hal yang normal dialami dan sangat berbeda dengan penderita Alzheimer. Lalu, apakah Alzheimer dan pikun itu ada kesamaan? Meskipun keduanya hampir mirip, seseorang yang mengalami Alzheimer mengalami gejala yang lebih parah sehingga berakibat negatif pada kehidupan sehari-hari. 

Dilansir dari NHS, ada beberapa gejala Alzheimer yang akan muncul, seperti: 

  • Sering merasa bingung, hilang arah, dan tersesat di tempat yang familiar 
  • Merasa kesulitan dalam merencanakan atau membuat keputusan 
  • Mengalami penurunan kemampuan untuk bicara dan menggunakan bahasa 
  • Sering kesulitan untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan 
  • Mengalami perubahan sifat, seperti menjadi lebih agresif, sering menuntut, dan cepat merasa curiga dengan orang lain 
  • Mengalami halusinasi dan delusi 
  • Memiliki suasana hati yang murung atau sering merasa cemas 

Alzheimer adalah penyakit progresif sehingga gejalanya bertahap dan akan semakin parah karena penyakit ini memengaruhi beberapa fungsi otak. 

Rentang usia penderita Alzheimer dan pikun Dilansir dari NHS, Alzheimer biasanya dialami oleh orang-orang dengan usia lebih dari 65 tahun. Namun, Alzheimer juga bisa menyerang mereka yang memiliki usia di bawah 65 tahun dan kondisi ini disebut dengan young-onset Alzheimer’s disease atau Alzheimer pada usia muda. 

Menurut Mayo Clinic, orang-orang yang sudah memasuki usia senja atau di atas 50 tahun akan cenderung mengalami kepikunan. Meskipun keduanya sering dianggap sama, ada beberapa perbedaan Alzheimer dan pikun yang penting untuk diketahui. 

Segera periksa ke dokter ketika Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala di atas untuk mengetahui apakah yang dialami merupakan Alzheimer atau pikun sehingga bisa mendapatkan perawatan yang tepat.


Sumber :

https://health.kompas.com/read/23A20150000168/2-perbedaan-alzheimer-dan-pikun-yang-perlu-diketahui?page=all.

Saturday, June 3, 2023

Apakah Lupa itu Pikun?

Apakah Lupa itu Pikun?

Stevani Imma S.S.Kep.,Ns - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk mengungkapkan kembali informasi yang telah kita terima atau yang sudah kita pelajari. Secara sederhana, Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.

Faktanya, adalah hal yang wajar jika anda lupa akan nama atau hal-hal yang baru anda pelajari. Hal tersebut terjadi karena informasi yang baru Anda pelajari belum sampai ke ingatan jangka panjang, atau Anda memang sedang tidak fokus dalam mengingat hal yang baru Anda pelajari.

Siapa pun pasti pernah mengalami lupa, hal ini kerap kita alami ketika kelelahan, banyak pekerjaan, atau terlalu asyik melakukan hal lain. anak muda, lansia dan orang sehat pun dapat sering lupa, mulai dari hal-hal kecil hingga besar, seperti lupa menaruh barang atau bahkan tenggat waktu pekerjaan.

Sedangkan pikun atau demensia secara harafiah berarti de (kehilangan), mensia (jiwa), tetapi lebih umum diartikan sebagai penurunan intelektual karena menurunnya fungsi bagian luar jaringan otak (cortex). Di samping itu, ada pula yang menyebutkan bahwa pikun merupakan suatu penurunan kualitas intelektual yang disertai gangguan pengamatan sampai menurunnya daya ingat yang sangat mengganggu kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan dalam berkomunikasi dan berbahasa, serta dalam pengendalian emosi (Yatim. 2009, hlm 9-10).

Gejala Demensia menurut American Academy Family Physicians (2001) dalam Pangkalan Ide (2008, hlm 17), yaitu:

  1. Hilang ingatan baru-baru ini, tidak hanya sekedar lupa.
  2. Lupa kata-kata atau tata bahasa yang tepat.
  3. Perasaan berubah-ubah (moody), kepribadian mendadak berubah atau mendadak tidak berminat untuk melakukan suatu aktivitas.
  4. Tersesat atau tidak ingat jalan pulang ke rumah.
  5. Tidak ingat cara mengerjakan tugas sehari-hari.

Menurut Yatim (2003, hlm 10-16), penyebab pikun adalah sebagai berikut: tumor, trauma, infeksi kronis, penyakit syphilis, kelainan jantung dan pembuluh darah, kelainan congenital, penyakit psikiatri, kelainan faali, demensia karena kerusakan sel-sel otak (degenerative dementia), hilangnya bungkus saraf (demyelinating), kelainan metabolik, obat-obatan dan racun.

Menurut Yatim (2003, hlm 39-41), ada beberapa pencegahan dan pengobatan demensia, yaitu:

  1. Pencegahan demensia akibat matinya dibanyak daerah jaringan otak (multi infarct dementia) adalah dengan mengendalikan naiknya tekanan darah. Ini merupakan suatu tindakan yang penting karena ternyata penyebab utama demensia jenis ini adalah tekanan darah tinggi (hypertensi). Termasuk dalam hal ini mencegah kakunya dinding pembuluh darah otak seperti arterio sklerosis dan penyakit pembuluh darah yang disebut congophilic angiopathy serta penyakit-penyakit pembuluh darah dan penyakit jantung lainnya.
  2. Mengobati penyakit-penyakit yang memperberat kejadian demensia.
  3. Mengobati gejala-gejala gangguan jiwa yang mungkin menyertai demensia.
  4. Mengatasi masalah penyimpangan perilaku dengan obat-obat penenang (transquillizer dan hipnotic) serta pemberian obat- obatan anti kejang bila perlu.
  5. Pendekatan psikologi dalam mengatasi masalah perilaku.
  6. Memberikan konseling untuk membantu kelurga penderita menghadapi keseharian penderita demensia.

Sehingga pikun adalah menurunnya kemampuan berpikir secara drastis, akibat menurunnya fungsi jaringan otak. Gejala pikun biasanya meningkat seiring pertumbuhan usia. Akan tetapi perlu diketahui, pikun bukan merupakan gejala normal dari proses penuaan.

Siapa pun, terutama lansia, yang menunjukkan gejala demensia (pikun). Lupa akan hal-hal yang baru saja terjadi -dikenal sebagai penurunan ‘daya ingat segera’- jika disertai penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, dikenal dengan demensia atau pikun. Dalam taraf dini atau ringan, acap kali sulit dikenali dan dianggap sebagai gangguan memori terkait usia, maupun gangguan kognitif ringan non demensia.

Salah satu patokan yang dapat dipakai, antara lain, jika gangguan memori segera tersebut sudah mengganggu aktivitas dasar sehari-hari maka harus diwaspadai adanya demensia ringan. Perubahan yang terjadi, antara lain, percakapan berulang-ulang yang akan semakin sering dijumpai, menjawab pertanyaan yang sama berkali-kali dalam satu kesempatan, juga akan kerap ditemui. Menjaga kebersihan diri yang biasanya dilakukan secara mandiri akan mulai membutuhkan bantuan.


Sumber :

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1512/apakah-lupa-itu-pikun

Friday, February 17, 2023

Muda tapi Pelupa

Usia Muda tapi Sering Lupa, Waspadai Penyebabnya

Mudah lupa identik dengan usai senja. Kondisi ini bisa jadi karena berkurangnya fungsi hipokampus atau bagian otak untuk mengingat. Tapi, ada kalanya seseorang menjadi mudah lupa kendati usianya masih muda. Lalu, Apa penyebab mudah lupa usia muda ini?

Mungkin Anda sering lupa meletakkan barang, lupa mengingat nama orang yang baru Anda temui, atau lupa bahwa Anda memiliki jadwal pertemuan. Lupa adalah hal alami dan wajar. Menurut penelitian, otak hanya mampu mengingat 7 informasi dalam jangka pendek kurang dari 30 detik. Tetapi, jika terlalu mudah lupa di usia 20 hingga 30-an, mungkin Anda perlu mempertimbangkan kembali kesehatan Anda secara keseluruhan.


Penyebab Sering Lupa di Usia Muda

Berikut beberapa alasan yang dapat menyebabkan mudah lupa di usia muda, dirangkum dari berbagai sumber:


1. Kurang tidur

Dikutip dari Firstpost, kurang tidur dapat dengan mudah menyebabkan perubahan suasana hati dan kecemasan. Suasana hati yang tidak baik dan cemas mempengaruhi ingatan menjadi buruk. Kurang tidur juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan diabetes, yang mana dapat memicu penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini membatasi aliran darah otak sehingga mempengaruhi kemampuan mengingat.


2. Hipotiroidisme

Ketika kelenjar tiroid berhenti melepaskan jumlah hormon tiroid yang dibutuhkan dalam tubuh, maka terjadilah hipotiroidisme. Orang dengan hipotiroidisme yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dapat mengalami masalah memori dan kesulitan berkonsentrasi. Alasannya, hipotiroidisme ternyata menyebabkan penurunan ukuran hipokampus. Kondisi ini dapat menjadi sebab mudah lupa di usia muda.


3. Demensia dini

Mengutip Mayo Clinic, penyebab seseorang mudah lupa adalah demensia. Kondisi ini ditandai dengan penurunan fungsi otak seperti hilangnya kemampuan mengingat dan daya pikir. Umumnya terjadi pada usia senja, namun dapat pula terjadi pada usia muda, disebut dimensia dini. Demensia biasanya dimulai secara bertahap, memburuk dari waktu ke waktu dan mengganggu kemampuan seseorang dalam pekerjaan, interaksi sosial dan hubungan.


4. Stres, cemas, dan depresi

Melansir everydayhealth.com, direktur Pusat Perawatan Memori dan Alzheimer di Johns Hopkins Medicine, Constantine Lyketsos mengatakan stres dan kecemasan yang signifikan dapat menyebabkan masalah perhatian dan memori. Klaim ini sejalan penelitian yang diterbitkan pada Mei 2022 di Frontiers in Psychiatry. Masalah ini umumnya terjadi pada orang yang mengalami tekanan atau tidak dapat tidur nyenyak.


5. Mengonsumsi obat-obatan

Menurut American Association of Retired Persons, beberapa jenis obat dapat mempengaruhi memori. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau AS memperingatkan bahwa obat penurun kolesterol, yang dikenal sebagai statin, dapat sedikit meningkatkan risiko efek samping kognitif yang dapat dibalik, termasuk kehilangan memori dan kebingungan.

Adapun jenis obat-obatan yang dapat menyebabkan mudah lupa yaitu obat anti-kecemasan antidepresan, antihistamin, obat anti kejang, obat tekanan darah, obat penghilang rasa sakit tertentu, obat penurun kolesterol, obat diabetes, obat untuk mengobati penyakit Parkinso, dan obat tidur.


6. Defisiensi nutrisi

Menurut Klinik Cleveland, defisiensi atau kekurangan nutrisi tertentu dapat menyebabkan mudah lupa di usia muda. Salah satu penyebab mudah lupa adalah kurangnya asupan vitamin B12. Vitamin ini penting untuk fungsi saraf normal. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kebingungan dan bahkan demensia. Berdasarkan National Institutes of Health, orang dewasa membutuhkan sekitar 2,4 mikrogram vitamin B12 per harinya. Nutrisi ini dapat diperoleh dengan mengonsumsi produk susu, daging, dan ikan.


7. Masalah pada otak

Kondisi lain yang dapat menyebabkan masalah mudah lupa di usia muda meliputi infeksi otak, cedera otak, dan tumor otak. Infeksi parah di sekitar otak, terutama jika tidak diobati, dapat menyebabkan masalah ingatan. Misalnya, beberapa orang dengan COVID-19 yang lama telah melaporkan kehilangan ingatan setelah infeksi.

Menurut Institut Nasional Gangguan Neurologis dan Stroke AS, cedera otak ringan dapat menyebabkan kebingungan dan masalah dengan memori serta konsentrasi. Selain itu, tumor otak dapat mempengaruhi kemampuan mengingat seseorang menurut National Brain Tumor Society. Selain itu, perawatan untuk tumor otak, seperti operasi otak, kemoterapi, atau terapi radiasi, juga dapat memengaruhi daya ingat pasien.


Sumber :

https://gaya.tempo.co/read/1651618/usia-muda-tapi-sering-lupa-waspadai-penyebabnya

Related Posts