Pages

Tuesday, September 14, 2021

Pikun Digital

Makin Banyak Orang Sakit "Pikun Digital"

24/06/2013, 17:17 WIB 

Istilah "digital dementia" mungkin belum akrab di telinga. Tetapi mereka yang mengalami penyakit ini terus mengalami peningkatan seiring perubahan gaya hidup akibat perkembangan teknologi. Seperti dilansir surat kabar JoongAng Daily , para ahli kesehatan di Korea Selatan melaporkan peningkatan jumlah kasus kepikunan yang disebabkan ketergantungan pada gadget dan barang elektronik. 

Penyakit yang disebut "digital dementia" atau kepikunan digital saat ini melanda kaum muda yang kecanduan berat pada gadget atau barang digital lainnya. Kecanduan membuat mereka tak mampu lagi mengingat hal-hal detil dalam kehidupan sehari-hari semisal nomor ponsel pribadi. 

Korsel merupakan salah satu negara dengan koneksi digital paling baik di dunia saat ini. Namun  negara ini juga mengalami dampak buruknya seperti munculnya masalah kecanduan internet di kalangan dewasa dan anak-anak. 

Negara Ginseng ini juga tengah menghadapi ancaman kasus demensia digital di usia muda. Digital demenita  (istilah yang dipopulerkan di Korsel) merupakan penurunan kemampuan kognitif yang sebenarnya lebih banyak muncul pada orang-orang yang mengalami cedera pada bagian kepala atau gangguan kejiwaan. 

"Penggunaan smartphones dan konsol game berlebihan bisa mengganggu keseimbangan perkembangan otak," kata Byun Gi-won, seorang dokter yang berpraktik di Balance Brain Centre Seoul. 

"Pengguna berat cenderung hanya mengembangkan bagian otak kirinya, sehingga otak kanannya tidak tersentuh atau tidak berkembang," ujarnya. Otak kanan manusia berhubungan dengan daya konsentrasi. Apabila bagian otak ini gagal berkembang, dapat mempengaruhi perhatian dan daya ingat, di mana sebanyak 15 persen kasus dapat menyebabkan terjadinya demensia di usia dini. 

Mereka yang mengalami "kecanduan" ini juga dilaporkan menderita keterbelakangan dalam perkembangan emosi.  Anak-anak berisiko lebih besar mengalaminya ketimbang orang dewasa karena otaknya masih dalam proses pertumbuhan. 

Menurut para dokter di Korsel, kondisinya saat ini lebih memburuk karena persentase anak berusia 10 -19 tahun yang menggunakan smartphone lebih dari 7 jam sehari mengalami kenaikan hingga 18,4 persen. 

Angka ini meningkat dari hanya 7 persen tahun lalu. Lebih dari 67 persen warga Korsel saat ini memiliki smartphone, atau tercatat sebagai yang tertinggi di dunia . Ironisnya, 64 persen pemilik smartphone ini adalah remaja.  

Angkanya melonjak tajam dari hanya 21,4 persen pada 2011, menurut data Kementerian Ilmu, ICT dan Perencanaan Masa Depan Korsel Dr Manfred Spitzer, salah seorang pakar ilmu saraf Jerman, yang mempublikasikan buku berjudul "Digital Dementia" pada 2012 pernah memperingatkan para orang tua dan guru akan bahaya  gadget.  

Penggunaan ponsel, laptop atau konsol game secara berlebihan di usia dini dapat mengancam perkembangan jiwa mereka di kemudian hari. Dr Spitzer mengingatkan bahwa defisit atau atau kegagalan dalam perkembangan otak bersifat permanen. Ia bahkan meminta kepada pemerintah Jerman menerapkan larangan penggunaan media digital  dalam pengajaran anak-anak di sekolah karena khawatir akan kecanduan. 


Sumber :

https://health.kompas.com/read/2013/06/24/1717056/Makin.Banyak.Orang.Sakit.Pikun.Digital..

Wednesday, September 8, 2021

Tanda-Tanda Pikun Dini

6 Tanda-Tanda Pikun Dini yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Bersikap Apatis

Sabtu, 28 Agustus 2021

Pikun atau demensia merupakan istilah dari gejala yang muncul dan memengaruhi fungsi kognitif seseorang, seperti kemampuan berpikir, mengingat, dan berlogika yang baik.

Kondisi ini makin memburuk dari waktu ke waktu, sehingga penting untuk menyadari gejala pikun dini supaya bisa melakukan pencegahan yang tepat. Pikun atau demensia dini terjadi umumnya karena ada faktor psikologis dan stres.

Pada beberapa orang juga bisa disebabkan oleh gangguan autoimun yang menyerang otak. Selanjutnya akan dijelaskan tentang beberapa ciri pikun dini yang muncul tanpa disadari.

Yuk, simak ulasan lebih lanjutnya, Kids.

Orang yang mulai menunjukkan gejala pikun dini biasanya mudah melupakan banyak hal atau memori.rawpixel.com Orang yang mulai menunjukkan gejala pikun dini biasanya mudah melupakan banyak hal atau memori.


1. Mudah Lupa

Berkurangnya daya ingat juga menjadi salah satu ciri seseorang mengalami kepikunan dini.

Kondisi ini membuat kamu mudah melupakan sesuatu seperti informasi baru atau informasi penting yang tersimpan dalam otak, seperti tanggal atau suatu tempat.


2. Sering salah lokasi dan waktu

Kamu cenderung mudah lupa arah dan hari. Orang yang mengalami pikun dini biasanya sangat sering memiliki gejala ini.

Mereka sering keliru menyebut nama tempat atau bahkan peristiwa.

Kadang orang-orang ini juga mengalami kesulitan mengingat di mana dia sekarang dan bagaimana caranya bisa berada di tempat tersebut.


3. Apatis

Gejala lain dari pikun dini adalah sikap apatis.

Hal ini bisa ditandai dengan mulai hilangnya minatmu pada hobi atau aktivitas yang biasanya kamu sukai.

Kamu juga kehilangan keinginan untuk bersosialisasi dengan orang lain, tanpa sadar kamu berubah menjadi pribadi yang antisosial.


4. Enggak bisa mengambil keputusan

Orang yang mengalami pikun dini akan mengalami kesulitan ketika harus menentukan pilihan yang lebih rasional.

Bahkan ada kecenderungan untuk membeli banyak barang yang sebenarnya enggak kamu perlukan.

Untuk hal sepele sekalipun, kamu menemukan kesulitan untuk mengambil sikap, terkadang juga mulai kurang memperhatikan kebersihan dan kerapihan diri sendiri.


5. Berusaha keras untuk beradaptasi di lingkungan baru

Ketika memiliki gejala pikun dini, mulai kesulitan untuk mengenali dan mengingat nama orang atau bahkan mengikuti intruksi atau pesan yang diberikan kepadanya.

Karena cenderung kesulitan untuk memulai hal baru, ini menjelaskan kenapa kamu menyukai hal-hal yang dianggap membosankan bagi orang lain.


6. Hilang inisiatif

Kamu berubah jadi pribadi pasif yang suka melakukan hal sama untuk waktu yang lama.

Kamu merasa duduk tanpa melakukan apa-apa menjadi hal yang menyenangkan, hal ini bisa jadi tanda atau gejala bahwa kamu mulai terjangkit pikun dini.


Sumber :

https://kids.grid.id/read/472861548/6-tanda-tanda-pikun-dini-yang-perlu-diwaspadai-salah-satunya-bersikap-apatis?page=all

Thursday, January 28, 2021

Dampak Kurang Tidur Jadi Pikun

Dampak Kurang Tidur: Dari Cepat Pikun Sampai Depresi 

Kurang tidur bukan lagi fenomena baru yang dialami masyarakat modern. Bahkan mungkin Anda sendiri juga habis begadang semalam, entah karena kerja lembur atau bersenang-senang. 

Tapi awas. Akibat kurang tidur tidak hanya membuat Anda jadi lesu dan mengantuk sepanjang hari, fungsi otak juga ikut merosot tajam sehingga dapat memicu munculnya beragam masalah kesehatan mental. 

Apa saja masalah kejiwaan yang mungkin terjadi akibat kurang tidur? 

1. Otak jadi lambat 

Para peneliti telah menemukan bahwa akibat kurang tidur dapat menyebabkan kewaspadaan dan konsentrasi otak menurun. Tak heran jika setelah berjam-jam (atau bahkan berhari-hari) tidak tidur nyenyak, Anda jadi suka bingung sendiri, gampang lupa, dan sulit berpikir jernih. 

Dalam dunia medis, kondisi gangguan berpikir akibat otak yang kelelahan ini sering disebut sebagai brain fog. Tapi Anda mungkin lebih familiar dengan istilah lemot. Otak yang lemot membuat Anda kesulitan mengambil keputusan penting. 

Meski terkesan sepele, brain fog ini tidak boleh disepelekan karena bisa jadi merupakan gejala awal dari penyakit demensia. 


2. Gampang lupa Ketika Anda mengantuk, 

Anda cenderung gampang lupa. Selain karena konsentrasi dan fokus otak yang memburuk, akibat kurang tidur, ingatan juga perlahan memburuk. Pasalnya selama Anda tidur, saraf-saraf dalam otak yang menyimpan ingatan punya kesempatan memperbaiki diri. 

Seorang ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland di Amerika Serikat (AS), dr. Avelino Verceles, mengatakan, “Saat tidur, otak merekam berbagai hal yang telah kita pelajari dan alami seharian ke dalam ingatan jangka pendek.” 

(Itu sebabnya Anda juga tidak boleh pergi tidur dalam keadaaan marah) 


3. Sulit menerima informasi baru 

Kurang tidur bisa memengaruhi kemampuan Anda untuk memahami informasi baru lewat dua cara. Pertama, Anda akan menjadi tidak fokus sehingga sulit untuk menerima informasi baru. Dengan begitu, Anda tidak dapat belajar dengan efisien. 

Kedua, seperti yang telah disebutkan di atas, kurang tidur berdampak pada kemampuan mengingat. Daya ingat yang lemah akan mempersulit Anda untuk menyimpan informasi baru yang Anda pelajari ke dalam ingatan. 


4. Memicu penyakit mental 

Kurang tidur memang bukan penyebab langsung dari gangguan kejiwaan. Meskipun begitu, beragam penelitian menemukan adanya potensi besar kemunculan beberapa penyakit mental, seperti depresi, ADHD, gangguan kecemasan, dan gangguan bipolar sebagai akibat kurang tidur. 

Sebuah penelitian di Michigan, AS, mengamati seribu orang berusia 21 hingga 30 tahun. Hasilnya, mereka yang mengidap insomnia pada wawancara pertama memiliki risiko empat kali lebih besar menderita depresi ketika diwawancara lagi tiga tahun setelahnya. 

Studi lain menemukan bahwa masalah gangguan tidur terjadi sebelum munculnya depresi. Selain itu, penderita depresi yang mengalami insomnia akan lebih sulit disembuhkan dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami insomnia. 

Pada sebuah penelitian, para ahli menemukan bahwa insomnia dan gangguan tidur lainnya mungkin memperparah episode mania (manic) atau depresi (depressive) pada pasien dengan gangguan bipolar. Kurang tidur itu sendiri dipercaya dapat memicu episode mania, yaitu fase ledakan emosi atau perilaku yang tak terkendali. Akibat kurang tidur juga dapat memicu gangguan kecemasan. 

Satu studi melaporkan bahwa sekitar 27 persen pasien dengan gangguan kecemasan diawali dengan insomnia yang membuat seseorang susah tidur.


Sumber :

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/09/07/175433920/dampak-kurang-tidur-dari-cepat-pikun-sampai-depresi?page=all#page2.

Related Posts