Demensia (Pikun) adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala yang terdiri dari kehilangan ingatan, gangguan penilaian, disorientasi dan perubahan tingkah laku, yang cukup akut untuk mengakibatkan kehilangan fungsi.
Sunday, September 16, 2018
Awas! Sering Baper dan Galau Bisa Picu Risiko Alzheimer
Sebagian besar dari kasus penyakit Alzheimer disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat seperti kurang berolahraga dan kurang mengonsumsi makanan seimbang gizi serta tidak produktif dalam beraktivitas. Selain itu, Alzheimer's Indonesia juga mengungkapkan bahwa pikiran negatif dan stres juga dapat memicu risiko Alzheimer di masa mendatang.
"Penyakit demensia (Alzheimer) tidak datang tiba-tiba. Banyak galau, stres, bisa memicu risiko," terang pendiri Alzheimer Indonesia sekaligus Deputy Regional Director Asia Pacific Regional Office Alzheimer's Disease International, DY Suharya, saat ditemui bersama Insan Medika di Grand Sahid Jaya Hotel, Sudirman.
Suharya menilai, kekuatan jiwa pada individu menjadi salah satu faktor yang berperan dalam menentukan risiko dari Alzheimer. Suharya mengatakan, bukan berarti tiap individu tidak boleh merasakan kegalauan atau baper alias terbawa perasaan. Suharya menyarankan agar tiap individu bisa memberikan tenggang waktu terhadap kegalauan yang dirasakan.
Karena itu, lanjut Suharya, demensia Alzheimer lebih banyak menyerang wanita daripada pria. Suharya melihat kecenderungan tersebut disebabkan oleh karakter wanita yang cenderung lebih banyak memendam perasaan dibandingkan pria yang cenderung lebih lugas.
"Karakter yang galau, baper, besar risikonya. Kalau mau galau kasih deadline," kata Suharya.
Pikiran negatif seperti galau dan stres yang dibiarkan dalam waktu lama akan membuat risiko Alzheimer semakin besar. Terlebih jika pikiran-pikiran negatif ini juga ditunjang oleh perilaku hidup yang tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol, kurang olahraga, tidak produktif dalam beraktivitas, senang mengonsumsi makanan cepat saji dan kurang asupan makanan seimbang gizi.
"10, 20, 30 tahun lagi bisa saja kena (demensia Alzheimer)," ujar wanita yang akrab disapa DY ini.
Sumber :
https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/16/09/28/oe714u328-awas-sering-baper-dan-galau-bisa-picu-risiko-alzheimer
Wednesday, August 15, 2018
Sundowner’s Syndrome
Bagi orang yang berusia lanjut, khususnya yang mengidap penyakit Alzheimer atau demensia (penyakit pikun), terjadi fenomena peningkatan gejala kejiwaan seperti rasa cemas, marah, perilaku agresif dan hilang memori pada saat menjelang matahari terbenam, yang dikenal dengan sebutan sundowner’s syndrome.
Menjelang malam, penderita akan mengalami kebingungan, disorientasi, hilang ingatan, gangguan konsentrasi bahkan marah-marah hingga dapat melempar barang, yang semakin parah jika dibandingkan dengan saat pagi atau siang hari.
Gejala dari sindrom ini mendadak meningkat menjelang sore, matahari terbenam hingga malam hari.
Studi menunjukkan bahwa sindrom ini paling banyak terjadi pada orang lanjut usia yang menderita demensia (penyakit pikun) yang dirawat di rumah sakit.
Namun, dapat terjadi juga pada lanjut usia yang memiliki gangguan penglihatan, misalnya akibat degenerasi makula.
Gejala lain dari sindrom ini adalah perubahan mood, sikap ingin dilayani yang berlebihan, rasa curiga terhadap sekitar dan halusinasi (seakan melihat atau mendengar sesuatu) yang terjadi menjelang matahari terbenam.
Penyebab sindrom ini belum diketahui secara pasti.
Sumber :
https://www.tanyadok.com/artikel-kesehatan/lansia-kerap-marah-marah-jelang-sore-sundowners-syndrome
Menjelang malam, penderita akan mengalami kebingungan, disorientasi, hilang ingatan, gangguan konsentrasi bahkan marah-marah hingga dapat melempar barang, yang semakin parah jika dibandingkan dengan saat pagi atau siang hari.
Gejala dari sindrom ini mendadak meningkat menjelang sore, matahari terbenam hingga malam hari.
Studi menunjukkan bahwa sindrom ini paling banyak terjadi pada orang lanjut usia yang menderita demensia (penyakit pikun) yang dirawat di rumah sakit.
Namun, dapat terjadi juga pada lanjut usia yang memiliki gangguan penglihatan, misalnya akibat degenerasi makula.
Gejala lain dari sindrom ini adalah perubahan mood, sikap ingin dilayani yang berlebihan, rasa curiga terhadap sekitar dan halusinasi (seakan melihat atau mendengar sesuatu) yang terjadi menjelang matahari terbenam.
Penyebab sindrom ini belum diketahui secara pasti.
Sumber :
https://www.tanyadok.com/artikel-kesehatan/lansia-kerap-marah-marah-jelang-sore-sundowners-syndrome
Labels:
Alzheimer,
Demensia,
Pikun,
Sundowner’s Syndrome
Subscribe to:
Posts (Atom)